Ini mengenai sekelumit kisah pendek tentang seorang pemuda dan
seorang wanita pujaan hatinya. Cerita ini murni berasal dari pemikiran
penulis (alvita). Selamat membaca :)
***
Pagi
itu pemuda tersebut harus bangun lebih awal dari biasanya karena ada
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang musti diikutinya. Sudah sejak
semalam dia menyiapkan segala bekal dan perlengkapannya untuk suatu
kegiatan yang musti menginap tersebut.
Dia terbangun
menyusuri jalanan menuju kerumah temannya yang juga akan mengikuti
kegiatan tersebut, sebelumnya mereka sudah janjian untuk berangkat
bersama - sama. Dia berjalan sembari melamun membayangkan wanita pujaan
hatinya itu. Oh iya, lupa diceritakan bahwa wanita tersebut adalah teman
satu ekskul pemuda tersebut dan mereka mulai dekat semenjak itu.
Sesampainya
dirumah temannya tersebut ternyata temannya sudah menunggu dan mereka
pun berangkat menuju tempat berkumpul anggota ekskul tersebut, namun
karena merasa lapar dan merasa masih sangat pagi akhirnya pemuda
tersebut mengajak temannya untuk membeli sarapan terlebih dahulu, dan
mereka pun berpikir sarapan apa yang sudah buka pukul 04.30 saat itu?
Ahaa.. Nasi Uduk di seberang jalan kan buka dari pukul 04.00. Mereka pun
pergi kesana.
Dalam benak pemuda tersebut sebenarnya
dia ingin menghubungi wanita yang disukainya itu untuk menawarkan
sarapan nasi uduk juga, namun karena dia belum percaya diri akhirnya dia
menyuruh temannya untuk menghubungi wanita tersebut menawarkan nasi
uduk namun dia tidak ingin wanita tersebut tahu bahwa sms temannya
tersebut disuruh olehnya. Tak berselang lama temannya mengabari bahwa
wanita tersebut mau dibawakan nasi uduk juga. Pemuda itu senang bukan
kepalang, akhirnya dia pun membeli 2 nasi uduk, satu untuk wanita
tersebut dan satu untuk dirinya sendiri, dan nasi uduk tersebut
ditempatkan dalam kresek yang berbeda.
"yang satu kamu
yang bawa ya" kata pemuda tersebut kepada temannya. "Lhoo.. kenapa ga km
aja yang bawain?", Tanya temannya heran. "Aku malu", jawab pemuda
tersebut singkat. Temannya pun membawakan nasi uduk tersebut yang
ditujukkan untuk wanita yang disukai pemuda tersebut.
Singkat
cerita, sesampainya di tempat berkumpul, temannya langsung menyerahkan
nasi uduk tersebut kepada wanita yang disukai pemuda tersebut, "ini nasi
uduk buat kamu", wanita itu pun sangat senang dengan perhatian yang
diberikan teman pemuda tersebut, "terima kasih ya, ini uangnya aku
ganti", kata wanita tersebut sambil menyodorkan sejumlah uang,
"ahh..enggak usah, udah gapapa aku ikhlas kok", timpal teman pemuda
tersebut. "Makasih ya, kamu baik banged" puji wanita tersebut.
Pemuda
tersebut memandang peristiwa tersebut sambil tersenyum. Mungkin hatinya
saat ini meringis, bahwa perhatian yang dia berikan -walau tidak secara
langsung (karena melalui temannya)- ternyata malah berimbas ke orang
lain. Namun pemuda tersebut ikhlas dan dia merasa senang dapat
memberikan nasi uduk tersebut kepada orang yang dicintainya walau
mungkin apa yang dia berikan tidak sebanding dengan apa yang dia
dapatkan.
***
Pemuda itu adalah contoh
seorang yang mencintai orang lain dengan tulus, tanpa mengharapkan
balasan perhatian, tanpa mengharapkan pujian, maupun ucapan terima kasih
sekalipun. Seringkali kita melihat bahwa cinta seseorang diukur hanya
melalui seberapa besar perhatian yang diberikan kepada kita tanpa
melihat dan menelaah lebih jauh ke dalam. Apakah yang didapatkan pemuda
tersebut adil? Mungkin bagi kita hal itu tidaklah adil, karena Manusia
melihat suatu keadilan hanyalah dari sesuatu yang nampak. Hanya Allah
lah yang dapat memberikan balasan yang seadil - adilnya dan melihat
berdasarkan fakta hakiki yang tidak terlihat oleh orang lain. Maka
berharaplah dan lakukan yang terbaik bukan karena menginginkan balasan
dari manusia, tapi balasan dari Allah yang Maha Adil.
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Maka barang siapa mengerjakan keburukan seberat zarrah, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Al-Zilzal : 7-8)